Sabtu, 14 Desember 2013

TRADISI SILATURAHMI

Merupakan sunatullah manusia, bahwasanya manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan, oleh karena itu BKM Ngyudi Mulyo Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali setiap tahun selalu mengadakan hal bi halal selain sebagai media saling memaafkan, juga sebagai cara memperkuat tali silaturahmi, baik dengan sesama anggota/UP BKM, dengan konsultan, tokoh masyarakat dan stake holder.

H. Supardi selaku sesepuh BKM Ngudi Mulyo, berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya, bila diperlukan dapat mengadakan family gathering dengan para keluarga PS2. Mengenai pendanaan dapat menggandeng Pemerintah Kelurahan atau sponsor, misalnya Bank Jateng, karena selama ini BKM selaku nasabah yang menyimpan dananya di Bank Jateng belum pernah mendapatkan manfaat secara langsung, padahal sudah sejak tahun 2005 menabung disana. Apabila tidak mau mensponsori carikan Bank Lain dan pindahkan dananya kesana, agar bargaining-nya lebih kuat ajak semua BKM untuk melakukan gerakan sosial tersebut.


2 komentar:

  1. Betul itu, masak bertahun-tahun jadi nasabah...blas, nggak ada kompensasi.. toh mintanya bukan untuk kepentingan pribadi... yang dapat"clepetran" malah yang nggak jadi nasabah... jan piye.... Semoga aja dibaca Bank Jateng tulisannya.. biar tersentuh dan tanpa diminta langsung menawarkan " bisa dibantu apa pak untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat?"

    BalasHapus
  2. Tenang bos, sabar... ini kita baru test case, untuk RWT 2013, kami mengajukan permohonan bantuan backdrop / MMT dan Doorprice, dan nilainya sangat wajar dan tidak muluk-muluk serta sangat memungkinkan untuk dipenuhi Bank Jateng.. Kita lihat hasilnya dulu...
    Nah nati bila "yang kayak" gitu aja nggak dikasih... ya mungkin saran dari sesepuh akan kita kaji.. toh yang menentukan Bank untuk BKM ya BKM sendiri, bukan KONSULTAN..ini yang perlu diketahui bersama.. ini langsung dari Depiti VII Kemenkokesra lho yang bilang, asal Bank Nasional / plat merah.. yang selama ini kesanya kita yang disetir, padahal hakekat pemberdayaan bukan itu, maunya masyarakat apa ya fasilitator mendorong.. wong namanya fasilitator bukan diktator..ya tho?.. oke kita lihat aja hasilnya nanti...

    BalasHapus